Posted by very sumanto
Posted on 00.28
Apabila anda gemar beternak khususnya budidaya ikan dan kebetulan memiliki
pekarangan rumah yang luas, maka tak ada salahnya anda manfaatkan pekarangan
rumah anda untuk membudidayakan lele.
Jenis budidaya ini sebenarnya tak
melulu berkesan kotor atau jorok, namun,budidaya ikan lele bisa dikembangkan
menjadi sistem budidaya bersih, murah, serta cukup menjanjikan dengan pemberian
suplemen organik agar hasilnya maksimal.
Bisnis ternak budidaya lele ini sebenarnya menyimpan potensi keuntungan dan
mulai banyak dilirik. Hal tersebut
dikarenakan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan
sebagai salah satu sumber protein hewani yang tinggi dan harganya pun
terjangkau. Mengingat harga daging semakin mahal, ikan mulai dipilih sebagai
alternatif lain.
Ikan lele merupakan jenis ikan air
tawar dengan kandungan gizi tinggi selain dagingnya yang terasa gurih. Lele
kaya kandungan protein dan kalsium untuk menguatkan tulang yang sangat penting
untuk pertumbuhan. Selain itu, ikan lele juga memiliki kandungan mineral yang
tak kalah penting untuk kesehatan. Dengan berbagai fakta ini, wajar bila ikan
lele berpotensi menjadi peluang usaha dengan manfaat ekonomis tingg
Meski di masa lalu budidaya lele terkesan tidak higienis, namun sekarang
hal ini tidak lagi demikian.Sekarang untuk menjalankan usaha budidaya lele,
kita sangat terbantu oleh adanya suplemen organik untuk mendapatkan hasil
ternak lele yang maksimal,suplemen organik tersebut fungsinya lebih sebagai
penjaga kualitas media hidup lele yakni air, disamping juga mengurangi tingkat
kematian bibit lele, serta mempercepat pembesaran bibit apabila dicampur
bersama pakannya. kolam ikan dari terpal di pekarangan rumah dengan ukuran
3x3x1 meter dengan kedalaman dengan air hingga kedalaman 70 cm.
Melalui penerapan budidaya secara
intensif, kolam mampu menampung jumlah bibit lele hingga sebanyak 1800-2000
bibit. Sedangkan bibit-bibit tersebut masing-masing berukuran sekitar 10-12 cm.
Setelah kolam siap dan bibit lele ditanam, kemudian beri suplemen organik
dan pakan secara teratur. dengan menerapkan hal tersebut, selama jangka waktu
45 hari peternak bisa memanen lele
dengan total panen maksimal seberat 200 kg hingga 250 kg.
Untuk anda yang berminat dan tertarik mencoba untuk memulai budidaya lele, asumsi
sederhana perhitungannya. Dimulai dengan pembuatan kolam berbahan terpal yang
berukuran 3x3x1 meter. Pembuatan kolam dari terpal tentunya akan menghemat
biaya daripada membuat kolam kolam gali atau berbahan semen. “Untuk total biaya
menyiapkan terpalnya tidak terlalu sulit diperhitungkan karena terpal sendiri
cukup murah per-meternya
gambaran perhitungan biaya untuk memulai usaha budidaya lele, mulai dari
pembelian bibit ikan lele seharga 300 rupiah/ekor. Untuk kolam berukuran 3x3x1
m mampu menampung bibit sekitar 2000 ekor.
Sehingga total biaya yang dikeluarkan sebesar 300 x 2000 ekor = 600.000.
Mengingat jangka waktu pembesaran bibit
memakan waktu hingga 45 hari, total kebutuhan pakannya bisa mencapai 90 kg
(dengan rata-rata 2 kg/hari). Untuk pakannya sendiri, total biayanya sebesar
660.000 rupiah, dengan asumsi harga pakan sebesar 220.000/karung dan total
karung seberat 30 kg.
Sedangkan untuk penyediaan suplemen organik memakan biaya 180.000 rupiah/4
botol hingga 45 hari masa pembesaran bibit. Keempat botol suplemen organik
tersebut akan digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit lele dan kualitas
air. Secara keseluruhannya, total biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp 1.440.000.
Rngkasan perhitungan biaya perkolamnya adalah sebagai berikut:
Harga Pakan : 3 karung x @ Rp 220.000 = Rp
660.000
Harga Bibit Ikan Lele : 2000 ekor x
@ Rp 300 = Rp 600.000
Harga Suplemen Organik : 4 botol x Rp @ 45000 = Rp 180.000 +
Total Biaya Rp
1.440.000
Dengan asumsi perhitungan modal budidaya lele tersebut, maka perkiraan
keuntungan yang didapat dari 1 kolam saja dengan target jumlah panen sebanyak
2.000 bibit yakni 200 kg sampai 250 kg. harga eceran wajar yang bisa didapatkan
adalah sebesar Rp 15.000/kilo. Kemudian untuk harga panen yang dapat dijual ke
pembeli atau pasar dapat mencapai harga Rp 12.000/kilo. Sehingga, apabila diambil
kesimpulan perkiraan harga terendahnya, keuntungan yang dapat diperoleh sebesar
Rp 960.000 tiap kolamnya. Angka keuntungan ini diperoleh dari total penjualan
lele sebesar Rp 12.000 x 200 kg = Rp 2.400.000 kemudian dikurangi bea produksi
sebesar Rp 1.440.000.
Apabila panen yang diperoleh hasilnya maksimal, maka berat yang dicapai
bisa seberat 250 kg. Sedangkan keuntungan yang dapat diperoleh dari selisih
penjualan total dan bea produksi adalah Rp 1.560.000 / kolamnya.
Dari keuntungan penjualan lele
tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa budidaya lele dapat menjadi peluang
usaha cukup menjanjikan selain kesibukan pokok yang kita lakukan sehari-hari.
Dari sisi biaya pun,budidaya ikan lele tidak membutuhkan biaya investasi
yang terlalu tinggi, apalagi bila dibudidayakan menggunakan terpal di
pekarangan rumah sendiri. Tertarik mencoba?