Home »
budidaya benih gurame
» perawatan benih gurame setelah menetas
perawatan benih gurame setelah menetas
Posted by very sumanto
Posted on 17.37
Memelihara gurame
dari telor memang suatu hal yang kadang membingungkan. Perlakuan yang tidak
cocok dengan kondisi ikan akan menyebabkan kematian larva gurame, Dengan adanya
kendala tersebut maka sering kali terjadi keterbatasan produksi benih gurami sehinga
menimbulkan tidak seimbangnya antara permintaan dan stock benih yang ada. Untuk
mengatasi hal itu perlu pengelolaan benih gurami secara intensif dan teknis yang lebih teratur. Kiranya tepat
apabila bisnis pembenihan gurami yang ada sekarang ini terus dipacu
perkembangannya.
Namun harus kita sadari bahwa bisnis
dibidang pembenihan gurame skala rumah
tangga sebenarnya menjanjikan harapan yang lebih baik sekaligus memberikan
peluang pekerjaan yang lebih luas.namun yang penting bagaimana membuat kondisi
lingkungan air bisa seperti di alam bebas walaupun kita budidayakan di kolam
semen,terpal atau di tempat khusus yang lain.
pelaksanaan
pembenihan ikan gurami harus memperhitungkan factor – factor yang berpengaruh
terhadap SR seperti Suhu air, pH air,DO (Desolved Oxigen), pathogen dan
kebersihan pakan tubifex sp. Kerap kali jika diabaikan dari salah satu factor
tersebut menimbulkan kegagalan.
Salahsatu Untuk
menyempurnakan iktiar dalam usaha pembenihan gurame dari telor yaitu:
1. Pemilihan dan penetuan lokasi yang akan
dijadikan lokasi usaha pembenihan gurame supaya tidak salah dalam pembuatan
sate plannya. Memilih dan menentukan lokasi yang cocok untuk pembenihan gurami
merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum membuat bangunan kolam
sebagai wadah budidaya ikan. Sebab lokasi yang tidak cocok dapat memungkinkan
mempengaruhi suatu keberhasilan pada kegiatan pembenihan ikan gurami ini.
Beberapa contoh kendala seperti sulitnya sumber air yang digunakan untuk
pengisian air media pemijahan maupun pemeliharaan larva, sarana angkutan yang
sulit masuk ke kawasan budidaya, benih terserang penyakit, dsb. Oleh karena itu
pemilihan lokasi usah harus melihat berberapa aspek usaha pembenihan gurami ini
dengan cermat. Lingkungan yang tenang adalah tempat penetasan telur / perawatan
gurame yang baik, karena jika sering kaget benih gurame akan mudah stres.
2. Pembuatan kolam yang standar untuk pembenihan
ikan gurami
Ukuran kolam yang
dipakai adalah Px L x T (3 x 5 x 1) meter. Ketinggian air 0,3 – 0,5 meter. Kolam terbuat dari bak semen / beton dengan
kemiringan dasar kolam 5 cm dan di ujung out let dibuatkan cekungan kotak
ukuran 0,5 x 0,5 x 0,35 meter gunanya untuk tempat mengumpulnya benih saat
panen jika air disurutkan melalui out let. Padat tebar larva 250 – 500 per
meter persegi,sebelum benih di tebar ,kolam harus di bersihkan dahulu dan di
isi air yang sudah di endapkan.
3. adaptasi larva gurame
Cara adaptasi :
benih gurami yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat atau
ember penetasan gurami dimasukan kedalam kolam, biarkan selama kurang lebih 10
menit hingga air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu
dibuka plastiknya atau air dalam kolam
masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik atau ember tempat benih
gurame,setelah benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam
kolam secara perlahan-lahan
4.kelistrikan
dalam kolam
Kelistrikan di
atur agar berfungsi untuk menambah oksigen dengan aerator atau filter air
5.sirkulasi air/kricikan
air/kwalitas air
Kricikan air dalam
tandon air di alirkajn sedikit sehingga air memancar hal demikian selain untuk
pergantian air juga akan menambah
oksigen.
Kualitas dan
kuantitas air yang cocok untuk pertumbuhan larva di pendederan I adalah sebagai
berikut:
1. Suhu media air
: 29 C – 30 C
2. Nilai pH air :
6,5 – 7,5
3. Nilai Oksigen
terlarut : 3 – 5 mg / lt
4. Ketinggian air
: 30 cm – 50 cm
Perlakuan terhadap air media pada satu
minggu pertama belum diganti karena kotoran atau endapan bahan organik belum
banyak, setelah lewat satu minggu air media dua hari sekali diganti airnya
setengahnya media air yang digunakan sambil dilakukan sipon kotoran dan bahan
organic yang mengendap didasar kolam karena banyak mengandung ammonia dan bisa sebagai sumber penyakit.
Kolam Pendederan
Telur
gurame akan menetas dalam selang waktu 24-48 jam tergantung suhu media
penetasan. Sebaiknya suhu dipertahankan pada kisaran 29- 30 oC untuk
meningkatkan derajat penetasan telur ikan gurame. Larva biasanya akan bergerak berputar-putar
dan berkelompok. Siapkan tempat untuk pendederan, karena pada hari ke 3-4 larva
gurami sebaiknya sudah dipindahkan ke kolam pendederan untuk pemeliharaan
selanjutnya. Di kolam pendederan (usia 4-5 hari) larva sudah berenang dengan
perut buncit berisi kuning telur, sehingga belum perlu diberi pakan BIASANYA
Pemberian pakan dimulai saat larva berusia 7-8 hari..
Kolam pendederan
berfungsi untuk mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi benih ikan.
Kolam pendederan ini lebih dari satu kolam dan biasanya pendederan ke-1,
berfungsi sebagai tempat memelihara larva hingga ukuran 1 cm. Kolam pendederan
ke - 1 ini berupa bak semen dilengkapi paralon in let disambung dengan saluran
pompa air dan paralon out let berdiameter 1 dim – 2 dim. Ukuran kolam
3 x 5 x 1 meter atau 4 x 6 x 1 meter.
Umur 1minggu - 1
bulan masih dipengaruhi oleh suhu udara dan pH selain itu juga kepadatan kolam
bisa menyebabkan kematian. Kira kira umur 10 hari larva gurame sudah bisa
melihat dan mulai memakan plankton, dan makanan tambahan lainnya walaupun
sangat sedikit. Jika tempatnya terlalu kecil sebaiknya dilakukan penjarangan.
PAKAN SETELAH
PENETASAN
Pemberian pakan dapat dimulai setelah larva
dipindahkan. Pakan berupa cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp.,
atau pakan alami lainnya yang sesuai ukurannya. Benih gurame dapat dipelihara
di akuarium, bak kayu yang dilapisi plastik, bak tembok atau ditebar langsung
ke kolam pendederan. Pemeliharaan benih pada wadah terkontrol harus dilengkapi
dengan aerasi untuk suplai oksigen dan terhindar dari kontak langsung dengan
hujan,sebagian pembenihan malah tanpa atap.. Pakan awal berupa cacing rambut,
Daphnia sp., Moina sp., atau sumber protein hewani lainnya.
Pakan Alami
Pakan alami adalah pakan ikan berupa
fitoplankton (Nabati) dan Zooplankton (Hewani). Jenis pakan alami ini memiliki
ukuran kecil dan cocok diberikan untuk benih ikan.
Benih ikan gurami yang masih larva
memiliki kecenderungan bersifat carnivore pemakan hewani sehingga sangat cocok
jenis zooplankton yang diberikan kebenih gurami tersebut. Zooplankton sangat
menarik perhatian benih karena bergerak dan larva segera memangsanya.
Keuntungan pemberian pakan alami ini
adalah tidak mudah rusak , tetap hidup bersama larva diair, tidak mencemari dan
mengotori air. Dengan demikian jika
larva gurami ini lapar akan mudah mendapatkan pakan.
Kandungan pakan alami ini juga mengandung
gisi yang cukup baik untuk pertumbuhan larva, Jika cacing sutera ini mudah di
dapat maka yang paling ideal diberikan cacing sutera ini karena akan lebih
mempercepat pertumbuhan terkait dengan kandungan protein tinggi sekitar 57 %.
Pemberian pakan ini secukupnya untuk 10.000 ekor hari pertama 1 kaleng dan
diberi pakan lagi diperkirakan cacing habis. Pemberian pakan cacing sutera /
tubifek ini jumlahnya meningkat terus seiring dengan bertambahnya berat badan
ikan larva ini. Pada dasarnya pemberian pakan ini secukupnya dan tidak menutup
kemungkinan pemberiannya tidak setiap hari jika cacing tubifek dikolam sudah
menipis bisa segera ditambah dengan jumlah lebih dari hari sebelumnya,
ditempatkan didasar kolam dan harus dijaga masih hidup.
Bahan-bahan nabati
dapat mulai diberikan setelah larva berumur 36-40 hari. Sedangkan pakan buatan
(pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan mulut ikan. Setelah 15-20
hari, lakukan seleksi dan kelompokan sesuai ukuran lalu pisahkan kolam
pendederan untuk masing-masing ukuran, agar pertumbuhan bibit gurami seragam,
dan mudah penentuan harga jika ada pesanan.
Lama pemeliharaan
dan benih yang dihasilkan antara lain: Benih berumur 40 hari dapat mencapai
ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih berumur 80 hari dapat mencapai ukuran
2-4 cm (setara ukuran jempol). Benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6
cm (setara ukuran silet). Dan benih berumur 160 hari dapat mencapai ukuran 6-8
cm (setara ukuran korek di masyarakat).
Selanjutnyaa
sstelah benih di panen kolam harus di keringkan dahulu untuk pemeliharaan lerva
gurame berikutnya.
PENETASAN teler
gurame dan pemeliharaan larva termasuk
mudah untuk dipelajari. pem benih an ikan gurame merupakan pilihan yang tepat.
Banyaknya pelatihan-pelatihan, buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa
cepat belajar. Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya
penetasan telur gurame ini, tetap ada
kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang
berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan
air alami dan suhu di tiap daerah ber beda beda. Oleh karena itu kita sesuaikan
dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang
berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir.
Banyak - banyaklah belajar dan bertanya pada pakar maupun peternak ikan gurame
yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar
yang biasanya diadakan di masyarakat setempat. Karena bisnis benih gurame ini
tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan
pasar ikan benih gurami yang membludak .
Semoga bermanfaat