Home »
budidaya benih bawal
» MENETASKAN TELUR DAN MEMELIHARA LARVA BAWAL
MENETASKAN TELUR DAN MEMELIHARA LARVA BAWAL
Posted by very sumanto
Posted on 05.14
Setelah induk
memijah kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menetaskan telur ikan bawal
dan memelihara larva bawal. Rangkaian
kegiatannya adalah menyiapkan wadah untuk menetaskan telur dan memelihara
larvanya. Wadah yang dipersyaratkan
adalah wadah yang higienis serta memenuhi kriteria kualitas air yang baik.
Suhu air wadah
diusahakan berkisar antara 27 – 30 oC, konsentrasi O2 terlarut sebaiknya tidak
kurang dari 5 ppm,; pH 6,5 – 8,5; amonia
< 0,02; H2S < 0,006 ppm; dan alkalinitas 30 mg/l setara CaCO3. Untuk penetasan telur ikan bawal hembusan
blower (udara) harus selalu besar agar telur ikan bawal selalu teraduk
(melayang-layang) dalam air, sebab apabila ada telur ikan bawal yang mengendap
(tidak teraduk) akan menyebabkan tidak mau menetas
Penetasan bisa
dilakukan langsung di wadah seperti bak fiberglass, bak semen, akuarium, atau
pada corong tetas asal dengan syarat kualitas airnya baik serta kondisi airnya
selalu mengeluarkan gelembung udara agar telur ikan bawal terus teraduk .
Ketika saat penetasan
telur ikan bawal, agar kandungan amoniak tidak terlalu tinggi sebaiknya setiap
2 -3 jam sekali selalu dilakukan penggantian air. Karena apabila kandungan amoniak tinggi akan
menyebabkan telur ikan bawal gagal menetas atau larva ikan bawal yang baru
menetas akan mati.
Setelah ± 14 jam
sejak telur ikan bawal dipindahkan dari bak pemijahan telur ikan bawal sudah
mulai menetas. Maka kegiatan pemanenan
larva ikan bawal sudah bisa dilakukan. Caranya cukup mudah dan sederhana yaitu
dengan mengangkat/ mematikan aerasi beberapa saat sehingga larva ikan bawal
yang baru menetas timbul dipermukaan sedangkan cangkang telurnya akan mengendap
di dasar wadah. Maka ketika itulah
dilakukan pemindahan larva ikan bawal dengan cara menyeser larva ikan bawal
pada wadah. Hal ini dilakukan terus
menerus beberapa kali sampai diperkirakan larva ikan bawal sudah terpanen
semuanya atau sebagian besar sudah terpanen.
Pada saat
pemeliharaan larva hal yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi kualitas air
agar tetap baik. Diantaranya yang
penting dilakukan ialah menyifon kotoran organik yang terdapat pada air, serta
melakukan penggatian air secara parsial (0,5 – 0,7 bagian air).
Larva bawal
mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (Yolk) yang besar. Biasanya cadangan makanan tersebut akan habis
setelah berumur 3 – 4 hari setelah menetas.
Oleh sebab itu penyiapan makanan alami berupa artemia baru diberikan
pada hari ke 4 atau ke 5. Itu berarti
penetasan artemia baru dilakukan ketika larva ikan bawal berumur 3 hari, sebab
cyst (telur) artemia akan menetas sekitar ± 16 jam (tergantung merk
dagang/kualitas cyst).
Cara untuk
menetaskan artemia adalah dengan membuat larutan garam dengan konsentrasi 15 –
20 ppt. Untuk satu galon aqua cukup
ditetaskan sekitar 4 sendok telur artemia,
selanjutnya wadah penetasan yang berisi air garam dan telur artemia tadi
diberi aerasi yang cukup sedang secara terus menerus.
Padat penebaran
larva ikan bawal dalam wadah akuarium berukuran
80 x 40 x 40 cm kira-kira 5.000 ekor, sedangkan apabila di dalam bak
yang berukuran 100 x 200 cm dapat mencapai 50.000 – 75.000 ekor. Adapun pemberian pakan berupa artemia
dilakukan 3 – 4 jam sekali tergantung kondisi perut larva apakah masih berisi
pakan atau sudah habis dicerna.
Selanjutnaya larva
bisa didederkan di kolam untuk di jadikan benih bawal atau di jual bila ada
pesanan.
Pem benih an ikan
bawal termasuk mudah untuk dipelajari. Jika sudah bisa membedakan mana indukan
yang dipijahkan secara alami atau indukan yang hanya bisa dipijahkan secara
buatan maka memilih usaha pem benih an merupakan pilihan yang tepat. Banyaknya
pelatihan-pelatihan, buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa cepat
belajar. Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya benih lele
ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi
lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama.
Contohnya ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari
kolam.
Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita
mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang
kita hadapi dapat kita minimalisir. Banyak - banyaklah belajar dan bertanya
pada pakar maupun peternak benih bawal yang sudah berpengalaman sebelumnya.
Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar yang biasanya diadakan oleh dinas
setempat. Karena bisnis benih bawal ini
tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi
permintaan pasar ikan benih bawal yang
membludak .
Semoga bermanfaat